" IMPLEMENTASI CRYPTOGRAPHY PADA E-COMMERCE "
Abstrak
E-commerce
merupakan sebuah sarana untuk melakukan transaksi keuangan secara online.
Sarana ini berkembang pesat sejak awal penggunaannya di tahun 1970an. Saat itu
e-commerce hanya berkisar pada dokumen komersial seperti order pembelian atau
invoice secara elektronik. Kini e-commerce telah mencakup transaksi kartu
kredit, enterprise resource planning, dan lain sebagainya.
Salah
satu metode pengamanan dalam jaringan adalah penggunaan teknologi Secure Socket
Layer (SSL). Teknologi ini memungkinkan client membangun koneksi yang aman dan
terenkripsi dengan server. Selain itu ada pula teknologi Sertifikat Digital
yang memungkinkan client mengetahui apakah halaman situs yang diaksesnya asli
atau palsu. Kedua teknologi ini kemudian disatukan untuk memfasilitasi e-commerce
agar aman dan menghindarkan user dari rasa waswas.
Ada
beberapa hal yang harus disiapkan untuk mengamankan e-commerce. Dari sisi
server adalah ketersediaan teknologi SSL, Digital Certificate, enkripsi data,
dan sebagainya. Untuk dapat menggunakan teknologi ini ada langkah-lankah
tertentu yang harus ditempuh. Sementara dari sisi client adalah kesiapan
client/browser untuk menandingi kemampuan server, seperti kemampuan browser
dalam menjalankan SSL.
Banyak
ancaman yang mengintai para pengguna e-commerce. Salah satunya adalah phishing.
Kejahatan ini memanfaatkan penggunaan situs palsu untuk menipu pengguna
e-commerce sehingga bila si pengguna mengakses situs tersebut
informasi-informasi penting dari dirinya dapat dicuri oleh si pelaku kejahatan.
Kejahatan ini selain mengandalkan teknologi juga mengandalkan
ketidakhati-hatian pengguna dalam mengakses situs e-commerce.
Sebenarnya
faktor keamanan e-commerce tidak hanya bergantung pada canggihnya teknologi
yang digunakan, tetapi lebih menitikberatkan pada kehati-hatian dan ketelitian
pengguna e-commerce dalam menjaga informasi dirinya dan memperhatikan apa saja
yang ia akses di internet. Yang menentukan teknologi itu aman atau tidak bukan
hanya teknologi yang dipakai, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia dalam
menggunakannya.
Pendahuluan
Electronic Commerce utamanya terdiri atas
distribusi, pembelian, penjualan, pemasaran, jaringan computer lainnya. Dari
sudut pandang industri teknologi informasi e-commerce dapat diartikan aplikasi
bisnis elektronik yang ditujukan pada transaksi komersial, dalam konteks ini,
dapat melibatkan transfer dana elektronik, supply chain management, e-marketing,
online marketing, dan system koleksi data terotomasi. Electronic commerce
umumnya menggunakan teknologi komunikasi elektronik World Wide Web, basis data, e-mail, dan teknologi nonkomputer
lainnya, seperti transportasi untuk produskproduk yang dijual melalui
e-commerce.
A. Perkembangan
Pengertian frase “electronic commerce”
telah berubah dalam 30 tahun terakhir. Pada awalnya, “electronic commerce”
berarti pemfasilitasan transaksi komersial secara elektronik, biasanya
menggunakan teknologi Electronic Data Interchange (EDI) dan Electronic Fund
Transfer (EFT), di mana keduanya diperkenalkan di akhir 1970an, contohnya untuk
mengirim dokumen komersial seperti order pembelian atau invoice secara
elektronik.
Kata “electronic” pada frase “ecommerce”
merujuk pada teknologi/system, sementara kata “commerce” merujuk pada model
bisnis tradisional. E-commerce didefinisikan sebagai set lengkap dari berbagai
proses yang mendukung aktivitas komersial/bisnis pada sebuah jaringan. Di tahun
1970an dan 1980an, ini melibatkan juga analisis informasi. Pertumbuhan dan
penerimaan kartu kredit, Automated Teller Machine (ATM) dan telephone banking
di era 1980an juga merupakan salah satu bentuk e-commerce. Namun, pada era
1990an ke depan, ini termasuk juga system enterprise resource planning (ERP),
data mining, dan data warehousing.
Kini, e-commerce mencakup aktivitas dan proses bisnis
yang sangat luas, mulai dari ebanking, manufaktur lepas pantai, hingga
elogistics. Kebergantungan yang terus bertumbuh dari industri modern terhadap
proses bisnis yang dapat dilakukan secara elektronik memberikan dorongan
terhadap pertumbuhan dan perkembangan system pendukungnya, termasuk system
backend, aplikasi, dan middleware. Contohnya adalah jaringan broadband dan
serat optik, software manajemen supply chain, dan software accounting keuangan.
Pada saat Web mulai popular di kalangan umum pada tahun
1994, banyak jurnalis dan orang-orang terpelajar meramalkan Bahwa ecommerce
akan menjadi salah satu sector ekonomi utama. Namun, butuh sekitar 4 tahun
untuk protocol keamanan (seperti HTTPS) untuk dapat berkembang hingga mencukupi
kebutuhan serta digunakan secara umum. Kemudian, antara tahun 1998 dan 2000,
beberapa bisnis di Amerika Serikat dan Eropa Barat mengembangkan situs-situs
web elementer.
1.
Sertifikat
Digital
Serangan umum yang terjadi pada kunci publik tanpa
identitas adalah penyamaran (impersonation attack). Serangan semacam ini adalah
masalah yang muncul dari penggunaan kriptografi kunci publik. Contohnya, dalam
teknologi ecommerce, pembayaran transaksi dilakkan dengan menggunakan kartu
kredit. Pelanggan mengiriman informasi kartu kreditnya yang bersifat rahasia
melalui website pedagang online. Selama pengiriman, informasi kartu kredit
tersebut dilindungi dengan cara mengenkripsinya dengan kunci publik pedagang
online. Bagaimana pelanggan itu memastikan bahwa website pedagang online tersebut
memang benar milikpedagan online dan bukan website pihak lain yang menyamar
sebagai website pedagang asli dengan tujuan untuk mncuri informasi kartu
kredit.
Solusinya adalah dengan memberikan sertifikat digital
pada kunci publik. Sertifikat digital dikeluarkan (issued) oleh pemegan
otoritas sertifikasi (Certification Authority atau CA). CA biasanya adalah
institusi keuangan (seperti bank) yang terpercaya. Sertifikat digital adalah
dokumen digital yang berisi informasi sebagai berikut:
1. Nama
subjek (perusahaan/individu yang disertifikasi)
2. Kunci
publik si subjek
3. Waktu
kedaluarsa sertifikat (expire time)
4. Informasi
relevan lain seperti nomor seri sertifikat, dan lain-lain. CA
Jadi, sertifikat digital mengikat
kunci publik dengan identitas pemilik kunci publik. Sertifikat ini dapat
dianggap sebagai “surat pengantar” dari CA. Supaya sertifikat digital itu dapat
diverifikasi, maka kunci publik CA harus diketahui secara luas. Sertifikat
digital sendiri tidak rahasia, tersedia secara publik, dan disimpan oleh CA di
dalam certificate repositories. Salinan sertifikat tersebut juga dimiliki oleh
pemohon sertifikat.
2.
Secure
Socket Layer (SSL)
Secure Socket Layer merupakan teknologi yang telah lama
dipakai dalam jaringan internet. Usianya kini lebih dari sepuluh tahun. SSL
merupakan salah satu teknologi yang paling banyak dipakai. SSL adalah teknologi
yang matang dan stabil tapi tidak berarti SSL menjadi jawaban bagi semua
permasalahan keamanan dalam e-commerce.
Secure Socket Layer (SSL) adalah protocol yang digunakan
untuk browsing web secara aman. Dalam hal ini, SSL bertindak sebagai protocol
yang mengamankan komunikasi antara client dengan server. SSL dikembangkan oleh
Netscape Communications pada tahun 1994, dan menjadi protokol yang umum digunakan
untuk komunikasi aman antara dua computer pada internet. SSL dibangun ke dalam
beberapa web browser (termasuk Netscape Communicator dan Internet Explorer).
Untuk memastikan apakah Internet Explorer sudah siap
menjalankan protokol SSL, klik dari IE:
Lalu cari pilihan Security, kemudian periksa apakah
SSL versi 2.0 atau SSL versi 3.0 telah diberi tanda ceklis.
SSL
seolah-olah berlaku sebagai lapisan (layer) baru antara lapisan Transport (TCP) dan lapisan aplikasi. TCP/IP
adalah standard protokol yang digunakan untuk menghubungkan komputer dan
jaringan dengan jaringan dari jaringan yang lebih besar, yaitu internet.
1.
Implementasi
SSL dalam ECommerce
Dengan fasilitas pertukaran data
secara aman yang disediakan oleh SSL, teknologi ini banyak diadopsi oleh
berbagai bisnis online di seluruh dunia. Ada 3 metode dasar untuk membuat sbuah
website E-Commerce yang aman menggunakan SSL:
1.
Dengan membeli solusi SSL lengkap,
termasuk sertifikat, dari vendor yang bonafid. Vendor-vendor ini menyediakan
server yang telah dikonfigurasi secara penuh dan pemilik bisnis hanya tinggal
membangun situs di atas server tersebut. Beberapa vendor menyediakan pula
solusi Webbuilding.
2.
Dengan membeli ”space” dari sebuah
web-hosting di salah satu servernya yang elah mnyediakan fasilitas SSL. Ini
disebut juga Co-Lo atau jasa hosting Co-Location. Perusahaanperusahaan ini
biasanya memiliki banyak server diberbagai lokasi dan memiliki koneksi internet
yang cepat. Co-Lo dapat pula menangani registrasi domain dan mengurus
sertifikat digital.
Ada 3 hal yang harus
dipersiapkan agar SSL dapat berjalan, yaitu:
1. Sertifikat
Digital SSL, dapat dibeli dari berbagai penyedia Sertifikat Digital (Certification
Authority) terpercaya, seperti VeriSign, GTE CyberTrust, dan lain-lain.
2. Domain
Name, salah satu syarat untuk mendapatkan Sertifikat Digital.
3. IP
Address statis, syarat untuk mendapatkan Sertifikat Digital.
Sertifikat Digital tersedia dalam dua
jenis, yaitu Sertifikat Digital private dan shared. Sertifikat Digital berjenis
private hanya dijual ke perusahaan-perusahaan besar yang telah memiliki
kredibilitas tinggi dengan domain name terkualifikasi dan IP address static.
Sementara Sertifikat Digital berjenis shared ditujukan untuk perusahaan yang
melakukan outsource dalam bisnisnya, seperti menitipkan server di Co-Lo.
4.
Berbagai
Ancaman pada E-Commerce
Karena berbagai informasi penting seperti
identitas, alamat, nomor kartu kredit, dan informasi lainnya dipertukarkan pada
fasilitas E-Commerce, teknologi ini pun tidak lepas dari perhatian para
penjahat cyber yang berusaha mendapatkan banyak keuntungan meskipun harus
melanggar hukum.
Salah satu yang cukup sering dilakukan
adalah phishing. Phishing berarti meniru suatu halaman website hingga
menyerupai aslinya dengan tujuan mendapatkan informasi penting dari pelanggan
situs asli. Para pelaku phishing membuat situs palsu ini semirip mungkin dengan
aslinya.
Cara mencegah kejahatan E-Commerce
tidak jauh dengan pencegahan teknologi informasi lainnya, yaitu dengan
menitikberatkan pada faktor sumber daya manusia yang menggunakannya. Meskipun
manusia dapat mambuat teknologi secanggih-canggihnya dan seaman-amannya,
teknologi tersebut akan lumpuh ketika penggunanya tidak berhati-hati dalam
menggunakannya.
5.
Transaksi
E-Commerce di internet
·
Sekarang banyak orang berbelanja melalui
web di internet. Pembayaran barang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit,
yang berarti bahwa pembeli harus mengirimkan kode PIN kartu kredit dan
informasi lainnya melalui internet. Karena alasan keamanan yang menyangkut
informasi kartu kredit maka transaksi barang lewat internet telalu populer.
·
Browsing web secara aman adalah fitur
penting pada e-commerce. Secure Socket
Layer( SSL ) adalah protokol yang digunakan untuk browsing web secara aman. Kedua protokol inimemfasilitasi
penggunaan enkripsi untuk data yang rahasia dan membantu menjamin integritas
informasi yang dipertukarkan antara website
dan web browser.
· SSL adalah contoh protokol client-server, yang dalam hal ini web
browser adalah client dan website adalah server. Client memulai komunikasi.
Sedangkan server memberi respon terhadap permintaan client. Fungsi paling dasar
yang digunakan SSL adalah membentuk saluran untuk mengirimkan data terenkripsi, seperti data kartu kredit, dari
browser ke website yang dituju.
6.
Kesimpulan
E-Commerce
saat ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, terutama
mereka yang telah terbiasa dengan teknologi komputer dan jaringan. Untuk
orang-orang yang tinggal jauh dari pusat kota besar atau pusat perbelanjaan,
layanan ini bisa menjadi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang dapat dipesan dan
diantar ke rumah tanpa harus pergi ke pusat kota dan menghabiskan waktu di
perjalanan. Ini tidak terbatas pada belanja saja. Tagihan kartu kredit,
telepon, dan transaksi keuangan lainnya dapat dilakukan dari lauyar komputer.
Sayangnya
layanan yang menjanjikan kemudahan ini tidak luput dari incaran para pencuri,
yang kini telah merambah dunia digital. Tidak semua website e-commerce dapat
dinyatakan aman, sehingga data-data personal yang sensitif seperti nomor kartu
kredit dan lain sebagainya dapat jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak berhak.
Ini menimbulkan rasa waswas bagi para pelaku ecommerce.
Untuk
mengatasi hal tersebut digunakan teknologi Secure Socket Layer yang
mengimplementasikan kriptografi kunci publik dan memungkinkan koneksi yang aman
ke website. Selain itu ada pula teknologi sertifikasi digital sehingga para
pengguna tidak akan tertipu dengan website palsu. Namun, semua teknologi
tersebut tidak akan ampuh bila si pengguna ceroboh dalam memakai fasilitas
e-commerce. Kehati-hatian dan ketelitian manusia tetap diperlukan untuk
mendukung teknologi keamanan sehingga dapat berjalan dengan semestinya.
0 komentar:
Posting Komentar