TUGAS MANAJEMEN PROYEK
METODE PENENTUAN PRIORITAS TI
(Cose Benefit Analysis)
Disusun Oleh:
Nama : Lingga Catur Putra
Nim : 15.11.0117
TI 15 C
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER
AMIKOM PURWOKERTO
2017
A.
Cost Benefit Analysis
Pengembangan sistem informasi merupakan suatu
investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti
dikeluarkannya sumber-sumber daya untuk mendapatkan manfaat di masa mendatang.
Investasi untuk pengembangan sistem informasi juga membutuhkan sumber-sumber
daya. Sebagai hasilnya, sistem informasi akan memberikan manfaat-manfaat yang
dapat berupa penghematanpenghematan atau manfaat-manfaat yang baru. Jika
manfaat yang diharapkan lebih kecil dari sumber daya yang dikeluarkan, maka
sistem informasi ini dikatakan tidak bernilai atau tidak layak. Oleh karena itu
sebelum siatem informasi dikembangkan, maka perlu dihitung kelayakan
ekonomisnya. Teknik untuk menilai ini disebut dengan “analisis biaya/keuntungan
(Cost benefit analysis) Keuntungan dari pengembangan sis Informasi tidak
semuanya mudah diukur secara langsung dengan nilai uang, seperti misalnya
keuntungan pelayanan kepada langganan yang lebih baik. Keuntungan yang sulit
diukur lang sung dengan nilai uang ini selanjutnya jika ingin ditentukan dalam
bentuk nilai uang, maka dapat ditaksir efektivitasnya.
Cost dalam bahasa Indonesia dapat diartikan biaya dan
Benefit adalah manfaat. Secara sederhana Cost Benefit Analysis dapat diartikan
analisis terhadap suatu biaya dan manfaatnya. Analisis cost-benefit sering
digunakan untuk memutuskan apakah suatu proyek atau kebijakan mampu memberikan
kontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan . Analisis cost-benefit ini
dijadikan suatu alat dalam proses pengambilan keputusan guna mengevaluasi
kelayakan suatu proyek atau kebijakan yang akan dilaksanakan , sehingga apabila
memberikan kontribusi negatif lebih besar dari pada kontribusi positif terhadap
kesejahteraan masyarakat, maka hendaknya kelanjutan proyek atau kebijakan
tersebut dapat dipertimbangkan kembali untuk dicarikan alternatif lain atau
bahkan dihapus atau ditolak (Perkins, 1994:3).
1.
KOMPONEN BIAYA
Ada dua komponen yang diperlukan untuk melakukan
Analisis biaya/efektivitas yakni komponen biaya dan komponen efektivitas.
Biaya yang
berhubungan dengan pengembangan sistem informasi dapat diklasifikasikan ke
dalam 4 katagori utama, yaitu :
1. Biaya pengadaan
(procurement cost)
2. Biaya persiapan
operasi (start-up cost)
3. Biaya proyek
(project-related cost)
4. Biaya operasi
(ongoing cost) dan biaya perawatan (maintenance cost)
a)
Biaya pengadaan (procurement cost) Adalah
semua biaya yang terjadi sehubungan
dengan memperoleh perangkat keras.
b)
Biaya persiapan
operasi (start-up cost) Adalah semua biaya untuk membuat sistem siap untuk
dioperasikan. Yang termasuk biaya persiapan.
c)
Biaya proyek
(project-related cost) Adalah semua biaya untuk mengembangkan sistem termasuk
penerapannya.
d)
Biaya operasi
(ongoing cost) dan biaya perawatan (maintenance cost) Biaya operasi adalah
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem supaya sistem dapat
beroperasi. Biaya perawatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat sistem
dalam masa operasinya.
2.
KOMPONEN
MANFAAT
Manfaat yang didapat dari sistem informasi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut manfaat mengurangi biaya,manfaat mengurangi
kesalahan-kesalahan,manfaat meningkatkan kecepatan aktivitas,manfaat
meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen.
Manfaat sistem
informasi dapat juga diklasifikasikan dalam bentuk :
·
Keuntungan berujud
(tangible benefits)
·
Keuntungan tidak
berujud (intangible benefits)
a)
Keuntungan berujud
(tangible benefits) Adalah keuntungan yang berupa penghematan-penghematan atau
peningkatanpeningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur kuantitas dalam
bentuk satuan nilai uang. Keuntungan berujud diantaranya pengurangan-pengurangan
biaya operasi,pengurangan kesalahan-kesalahan proses, pengurangan biaya
telekomunikasi, peningkatan penjualan, pengurangan biaya persediaan,
pengurangan kredit tak tertagih.
b)
Keuntungan tidak berujud
(intangible benefits) Adalah keuntungan-keuntungan yang sulit atau tidak
mungkin diukur dalam bentuk satuan nilai uang. Keuntungan tidak berujud
diantaranya peningkatan pelayanan lebih baik kepada langganan, peningkatan
kepuasan kerja personil, peningkatan pengambilan keputusan manajemen yang lebih
baik.
Karena keuntungan
tidak berujud sulit diukur dalam satuan nilai uang, maka cara pengukurannya
dapat dilakukan denngan taksiran. Whitten dkk memberikan cara pengukuran
keuntungan tidak berujud sebagai berikut : Pelayan kepada pelanggan yang lebih
baik merupakan contoh keuntungan tidak berujud. Dapatkah anda mengukur dalam
satuan rupiah pelayanan yang lebih baik ini? Anda mungkin dapat mencoba untuk
menganalisis dengan cara sbb :
·
Apakah akibat dari
pelayanan yang “kurang baik” kepada langganan? Jawabannya adalah : pesanan langganan akan berkurang bahkan
mungkin langganan tidak akan memesan kembali kepada perusahaan.
·
Seberapa banyak
seorang langganan akan mengurangi pesanannya bila pelayanan kurang baik?
Misalnya dari taksiran ini didapatkan hasil sbb :
a.
Sebanyak kemungkinan 50% langganan akan mengurangi 10% pesanannya
b.
Sebanyak kemungkinan 20% langganan akan mengurangi 50% pesanannya
c.
Sebanyak kemungkinan 10% langganan akan mengurangi 90% pesanannya
d.
Sebanyak kemungkinan 5% langganan akan mengurangi 100% pesanannya
·
Kemungkinan anda
dapat menghitung perkiraan kehilangan pesanan langganan ini sbb
Kehilangan
pesanan: 50% x 10% pesanan + 20% x 50% pesanan + 10% x 90% pesanan
+ 5% x 100%
pesanan
= (5% + 10% + 9% +
5% ) pesanan
= 29%
pesanan
Ini berarti akibat dari pelayanan yang kurang
baik, 29% dari pesanan penjualan akan hilang.
·
Jika rata-rata
langganan melakukan pesanan tiap tahunnya sebesar Rp. 1.000.000,- maka akan
dapat memperkirakan akan kehilangan sebesar 29% dari nilai pesanan ini, yaitu
sebesar Rp. 290.000,- Jika perusahaan mempunyai 50 langganan, maka dapat diperkirakan
jumlah total dari kehilangan pesanan ini sebesar 50 x Rp. 290.000,- = Rp.
14.500.000,-
·
Analisis ini
digunakan sebagai titik awal untuk mengukur keuntungan tidak berujud.
3.
METODE ANALISIS
BIAYA/MANFAAT
Setelah komponen-komponen biaya dan
manfaat telah dapat diidentifikasi, selanjutnya analisis biaya/manfaat ini
dapat dilakukan untuk menentukan apakah proyek sistem informasi ini layak atau
tidak. Terdapat beberapa metode
untuk melakukan analisis biaya/manfaat, diantaranya sbb :
a)
Metode periode
pengembalian (payback period)
Metode ini menilai
proyek investasi dengan dasar lamanya investasi tersebut dapat tertutup dengan
aliran kas masuk. Metode ini tidak memasukan faktor bunga kedalam
perhitungannya. Contoh : Suatu proyek sistem informasi bernilai Rp.
15.000.000,- Proceed tiap tahunnya adalah sama, yakni sebesar Rp. 4.000.000,-
maka periode pengembalian (payback period) investasi ini adalah :
Rp. 15.000.000,- -------------------
= 3 3/4 tahun Rp. 4.000.000,-
Ini berarti proyek investasi sistem
informasi akan tertutup dalam waktu 3 tahun 9 bulan.
b)
Metode penngembalian investasi (Return Of
Investment)
Metode
penngembalian investasi digunakan untuk mengukur prosentase manfaat yang
dihasilkan oleh proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Return on
investment (ROI) dari suatu proyek investasi dapat dihitung dengan rumus :
Total manfaat - total biaya
ROI = -----------------------------
Total biaya
c)
Metode nilai
sekarang bersih (Net Present Value)
Metode payback
period dan return of investment tidak memperhatikan nilai waktu dari uang (time
value of money atau time preference of money). Satu rupiah nilai uang sekarang
lebih berharga dari satu rupiah nilai uang dikemudian hari. Mengapa? Karena
anda dapat menginvestasikan atau menabungnya atau mendepositokan uang tersebut
dalam jangka waktu tertentu dan akan mendapatkan bungannya. Metode nilai sekang
bersih/net present value (NPV) merupakan metode yang memperhatikan nilai waktu
dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi
proceed atau arus dari uangnya. NPV dapat dihitung dari selisih nilai proyek
pada awal tahun dikurangi dengan total proceed tiap-tiap tahun yang dinilaiuangkan
ke tahun awal dengan tingkat bunga diskonto.
d)
Metode tingkat
pengembalian internal (Internal Rate of Return)
Pada metode NPV tingkat bungan yang diinginkan telah
ditetapkan sebelumnya, sedang pada metode tingkat pengembalian internal/internal
rate of return (IRR) ini, justru tingkat bunga tersebut yang akan dihitung.
Yingkat binga yang akan dihitung ini merupakan tingkat bunga yang akan
menjadikan jumlah nilai sekarang dari tiap-tiap proceed yang didiskontokan
dengan tingkat bunga tersebut sama besarnya dengan nilai sekarang dari initial
cash outflow (nilai proyek). Atau dengan kata lain tingakat bunga ini adalah
merupakan tingkat bunga persis investasi bernilai impas, yaitu tidak
menguntungkan dan juga tidak merugikan. Dengan mengetahui tingkat bunga impas
ini maka dapat dibandingkan dengan tingkat bunga pengembalian (rate of return)
yang diinginkan, bila lebih besar berarti investasi menguntungkan dan
sebaliknya bila lebih kecil berarti investasi tidak menguntungkan.
B.
Review Analisis Cost-Benefit Dalam Perencanaan
Kelayakan Proyek Sistem Informasi Perusahaan Pendistribusian Daging Ayam
David Kroonke menyatakan bahwa
peranan sistem informasi dalam lingkup internal adalah untuk mendukung kontrol
operasional, mendukung kontrol manajemen, dan mendukung perencanaan strategis.
Dalam lingkup eksternal, sistem informasi berperan dalam meningkatkan kualitas
produk dan meningkatkan hantaran produk.Keunggulan kompetitif (competitive
advantage) dapat diperoleh dari posisi perusahaan yang lebih baik dibandingkan
dengan pesaing-pesaingnya di pasar dan ini tergantung dari strategi-strategi
yang diterapkan oleh perusahaan. Salah satu cara yang efektif untuk
mengimplementasikan dan mengeksekusi strategi-strategi adalah dengan menggunakan
sistem teknologi informasi .
Sebagian besar bisnis menggunakan
e-commerce karena memberikan keuntungan meningkat melalui penjualan yang lebih
tinggi. Secara khusus, e-commerce dapat menguntungkan perusahaan dalam produk
dan pengembangan layanan, penyediaan dan manajemen persediaan, manufaktur dan
perakitan, pemasaran, penjualan dan distribusi, serta layanan pelanggan .
Metode Cost Benefit Analysis (CBA) adalah pendekatan yang mencoba untuk
menentukan atau menghitung nilai dari setiap elemen teknologi informasi yang
memiliki kontribusi terhadap biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh.
1. METODOLOGI
Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif. Dalam pengolahan data dan pembahasan,
penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah studi kasus. Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan proses
bisnis sebuah perusahaan.
2. HASIL DAN ANALISIS
Berikut
ini adalah Proses Bisnis pada Saung Ayam yang terdiri dari Proses Pengadaan
Ayam ke Supplier dan Proses Penjualan Ayam ke Pelanggan.
Sistem Electronic
Commerce (EC) menggambarkan proses pembelian, penjualan, transfer atau
pertukaran barang dan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk
internet. Dengan adanya penerapan sistem informasi e-commerce, dapat
menghasilkan tujuan yang meliputi dua aspek utama, yaitu: Dalam aspek tujuan
perusahaan, terdapat empat tujuan, yaitu meningkatkan jumlah penjualan,
menambah area pemasaran, meningkatkan image dan mutu serta nilai bisnis
perusahaan, meningkatkan kualitas hubungan bisnis antara perusahaan dan
pelanggan . Dalam aspek tujuan pelanggan, terdapat empat tujuan, yaitu
meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan, memudahkan cara belanja dan
transaksi untuk pelanggan, memudahkan pelanggan dalam mendapatkan informasi
produk dan informasi menarik lainnya, meningkatkan kualitas hubungan bisnis
antara pelanggan dan perusahaan, dimana pelanggan akan semakin mudah untuk
melakukan kontak dengan perusahaan melalui fitur – fitur pada website.
Pada akhir tahun
2014, Saung Ayam berencana untuk merealisasikan pemanfaatan website e-commerce
dan media sosial lainnya sebagai salah satu tempat untuk mendistribusikan
produk. Media internet ini akan menjadi penghubung dengan restoran, catering,
hotel, dan beberapa instansi lainnya, yang memiliki kebutuhan daging ayam untuk
wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Dengan penggunaan website E Commerce ini,
diharapkan penjualan daging ayam dan ayam karkas dapat meningkat menjadi 15-20
% dari total penjualan ayam secara keseluruhan.
Berikut merupakan estimasi biaya berjalan setelah melakukan implementasi sistem informasi e-commerce dari tahun 2015-2017.
Hasil kuantifikasi
manfaat bisnis yang diperoleh dari implementasi sistem informasi e-commerce
dengan metode Ranti’s IS/IT Generic Value adalah sebagai berikut.
Perhitungan estimasi penekanan
biaya total sebesar Rp.16.800.000
Perhitungan estimasi
peningkatan produktivitas sebesar Rp.12.000.000
Perhitungan estimasi
percepatan proses total sebesar Rp.4.200.000
Perhitungan estimasi
pengurangan resiko total sebesar Rp.15.600.000
Perhitungan estimasi
peningkatan pendapatan sebesar Rp.150.480.000
Perhitungan estimasi
peningkatan image total sebesar Rp.1.500.000
Perhitungan estimasi
peningkatan kualitas sebesar Rp.1.200.000
Perhitungan estimasi
peningkatan keunggulan kompetitif Rp.2.400.000
a)
Payback Periode
(PP)
Nilai proyek sistem informasi e-commerce
adalah Rp 34.490.000,- dan umur ekonomis proyek tersebut adalah dua tahun dan
cash inflow setiap tahunnya adalah seperti berikut: cash inflow tahun 2015
sebesar Rp 33.780.000,- cash inflow
tahun 2016 sebesar Rp 61.735.000,- cash
inflow tahun 2017 sebesar Rp 108.102.000,- maka payback period untuk investasi
sistem informasi e-commerce ini adalah:
Nilai investasi = Rp 34.490.000,-
cash inflow tahun 2015 = Rp 33.780.000,-
Sisa investasi tahun 2016 = Rp 710.000,-
Sisa investasi
tahun 2016 sebesar Rp 710.000,- tertutup oleh sebagian dari cash inflow tahun
2016 sebesar Rp 61.735.000,-, yaitu Rp 710.000,-/Rp 61.735.000,- = 0.0115
bagian (0.138 bulan) atau (4.14 hari). Jadi, payback period investasi ini
adalah 1 tahun 0.138 bulan 4.14 hari. Kelayakan dari investasi ini dapat
dilakukan dengan membandingkan payback period yang ada dengan maximum payback
period, yaitu 2 tahun. Jadi, investasi ini dapat diterima dan layak untuk dilakukan.
a)
Return On
Investment (ROI)
Berikut ini adalah perhitungan Return On
Investment (ROI) untuk investasi sistem informasi e-commerce.
Apabila suatu proyek investasi mempunyai ROI lebih besar dari 0 maka proyek tersebut dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI nya adalah 0,55 atau 55%. Hal ini berarti proyek ini dapat diterima dan layak untuk dilakukan karena proyek ini akan memberikan keuntungan sebesar 55% dari total biaya investasinya.
b)
Net Present Value
(NPV)
Nilai NPV untuk investasi Proyek Sistem
Informasi E-Commerce Saung Ayam adalah sebesar Rp 28.118.268,27. Hal ini
berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > 0 sehingga proyek tersebut dapat
diterima dan layak untuk dilakukan.
Pada Investasi Proyek Sistem Informasi
E-Commerce, Saung Ayam mensyaratkan IRR yang diharapkan dari proyek ini adalah
25%. Berdasarkan perhitungan menggunakan Microsoft Excel, diperoleh IRR
sesungguhnya adalah 133%, maka investasi untuk proyek ini dapat diterima
kelayakannya atau layak diimplementasikan.
3.
KESIMPULAN
Metode Cost Benefit Analysis dapat digunakan
untuk mengukur kelayakan suatu proyek teknologi informasi, termasuk sistem
informasi e-commerce. Terdapat empat perhitungan dalam metode Cost Benefit
Analysis, yaitu Net Present Value (NPV), Return on Investmen (ROI), Payback
Period (PP), dan Internal Rate of Return (IRR). Dari hasil analisis penelitian
yang telah dilakukan, diperoleh nilai Payback Periode dengan jangka waktu 1 tahun 0,138 bulan, yang artinya periode
pengembalian investasi kurang dari dua tahun seperti yang disyaratkan
perusahaan, nilai ROI sebesar 55% dari total investasi, nilai NPV, yaitu
sebesar Rp 112.643.262,10, dan nilai IRR sebesar 133%. Dari seluruh hasil perhitungan dan hasil
jumlah manfaat yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa investasi sistem
informasi e-commerce pada Saung Ayam dapat diterima dan layak untuk
diimplementasikan.
0 komentar:
Posting Komentar